Bagaimana Cara Memilih
Processor?
Meski di pasaran
ada banyak merk processor yang banyak beredar, namun kami mencoba menyempitkan
pilihannya dengan membaginya menjadi dua bagian. Hal ini berdasarkan
ketersediaan dan kebutuhan. Bagian yang pertama adalah processor Intel Pentium
4 family dan yang kedua AMD Athlon 64 Family.
Kedua merk
processor tersebut merupakan merk yang paling banyak dicari dan digunakan oleh
kebanyakan orang dan keduanya memiliki beberapa fitur yang cukup berbeda. Di
antaranya adalah Intel menggunakan long instruction pipelines yang didesain
menghasilkan skala kecepatan clock supertinggi. Sedangkan pada AMD sendiri
tidak menggunakan fitur tersebut, melainkan lebih menggunakan fitur shorter
Instruction pipelines yang menghasilkan efisiensi yang baik namun sayangnya
tidak bisa menghasilkan skala kecepatan yang tinggi. Untuk kalangan umum
pastinya kedua hal tersebut akan membingungkan, karenanya kami akan mencoba
menjelaskan bagaimana kelebihan dan kerurangan dari masing-masing merk
processor.
Intel Pentium 4
Family
Biasa disebut
Pentium 4. Meski dalam satu keluarga namun memiliki kecepatan yang
berbeda-beda. Demikian juga dengan socket yang digunakan. Versi terbanyak yang
digunakan Pentium 4 adalah menggunakan socket 478. Pada versi terbarunya telah
menggunakan socket LGA 775 untuk mendukung beberapa motherboard keluaran
terbaru.
Prescott
Merupakan
generasi pertama Pentium 4 yang memiliki 1 MB L2 cache dan memiliki kecepatan
3,8 GHz. Namun, pada processor ini memiliki kendala yang cukup signifikan,
yaitu memiliki panas yang cukup tinggi. Dan processor ini belum mendukung
operating system dan aplikasi 64-bit. Segi baiknya, processor ini memang
memiliki kinerja yang baik untuk menunjang kebutuhan multiaplikasi dan gaming.
Pentium 4
Extreme Edition
Merupakan
jajaran processor premium dari Intel, untuk CPU desktop PC. Yang terbaru juga
telah menggunakan socket LGA 775 dan berjalan di atas 3,46 GHz dengan fitur 512
K L2 cache ditambah dengan 2 MB L3 cache dan FSB sebesar 1066 MHz. Ia juga
tersedia dalam versi 64-bit CPU.
Pentium D
Keluarga CPU
Intel yang memiliki arsitektur dual-core. Beberapa seri yang sudah tersedia, di
antaranya Pentium D 840, 830, dan 820 yang memiliki clock dari 2,80 sampai 3,20
GHz dengan FSB 800 MHz. Dengan L2 cache yang dimilikinya 2x1 Mb. Dengan
dual-core, diharapkan mampu melakukan pemrosesan data dengan waktu yang lebih
singkat. Selain itu, processor ini telah dilengkapi dengan EMT64T (Extended
Memory 64 Technology) yang mendukung operating system dan aplikasi 64-bit.
Jika Anda
tertarik untuk membeli processor keluaran Intel, agaknya jajaran processor
Pentium D adalah pilihan ideal. Dual-core dan dukungan 64-bit menjadi alasan
utama. Karena ke depannya semua aplikasi dan operating system akan menggunakan
64-bit. Di samping harga jual processor ini terbilang cukup relevan, yaitu
sekitar US$279.
AMD Athlon 64
Family
AMD memiliki
tiga jenis processor dengan performa yang berbeda. Yaitu, Athlon 64 dan FX
Series, juga Sempron. Meski dari ketiganya memiliki basic teknologi yang sama,
namun beberapa fitur dan harga yang ditawarkan memiliki perbedaan yang cukup
berarti.
Pada dasarnya,
processor AMD Athlon 64 mampu menghasilkan kecepatan yang tinggi terhadap
aplikasi yang menggunakan banyak floating point dan kebutuhan bandwidth yang
besar. Mengapa demikian?
AMD Athlon 64
Pada processor
ini memiliki dua versi. Versi yang pertama yang masih menggunakan memory
single-channel. Yaitu Athlon 64 yang menggunakan socket 75. Sedangkan yang
kedua menggunakan socket 939 dan sudah memiliki teknologi memory dual-channel.
Untuk harga, sudah barang tentu Athlon 64 754 memiliki harga yang lebih murah
dibanding 939. Keduanya memiliki L2 cache sebesar 1 MB, sedangkan untuk
kecepatan yang ditawarkan beragam, mulai dari 2,4 GHz sampai dengan 3,0 GHz.
Athlon 64 FX
Processor ini
merupakan processor yang paling tepat untuk menunjang para gamer, karena selain
dilengkapi dengan L2 cache sebesar 1 MB dengan kecepatan terendah yang
ditawarkan sebesar 2,6 GHz. Pada processor keluaran AMD baik Athlon 64 ataupun
Athlon 64 FX sudah mendukung aplikasi dan operating system 64-bit. Dan kini AMD
telah mengeluarkan processor dualcore, yaitu AMD Athlon 64 X2, masih
menggunakan socket 939.
Core Logic
Chipset
Seperti yang
telah kami sebutkan di awal, salah satu bagian untuk memilih motherboard selain
menentukan processor yang digunakan, core logic chipset juga bagian yang tidak
kalah penting untuk dipertimbangkan. Mengapa demikian?
Jika diumpamakan
sebuah motherboard adalah kota, maka core logic chipset merupakan pemerintah
local yang melakukan pengaturan alur informasi. Chipset memiliki tugas yang
amat vital. Ia akan memerintahkan apa yang harus dilakukan oleh port USB, juga
menentukan seberapa cepat system mengakses memory. Dengan demikian fungsi dari
core logic chipset sangatlah penting untuk menunjang kinerja komputer.
Sekarang ini,
beberapa motherboard menggunakan dua skenario yang cukup berbeda. Skenario
pertama adalah motherboard yang didesain untuk processor Intel Pentium 4. Masih
mengadopsi cara lama, yaitu menggunakan memory controller yang tertanam di
dalam chipset nortbridge.
Pada skenario
ini, chipset pada motherboard bertugas sekaligus sebagai memory controller yang
merupakan mesin pengontrol untuk mengatur semua kebutuhan yang ada. Memory
controller terletak di dalam chipset northbridge yang berada dengan jarak yang
relatif tidak terlalu jauh dari processor. Tujuannya untuk menghasilkan bus
bandwidth memory yang besar.
Skenario yang
kedua adalah motherboard untuk AMD Athlon 64, Athlon 64 FX dan Athlon 64 X2
yang memiliki perbedaan jauh dengan Intel. Pada motherboard AMD Athlon 64,
memory controller tidak lagi terdapat pada nortbridge chipset, melainkan
dipindahkan ke dalam processor.
Pada kondisi
ini, bus memory controller bisa sama cepat dengan kecepatan core processor.
Dengan demikian, menjadikan sebuah pasangan gigahertz yang cepat sehingga mampu
menghasilkan kinerja yang jauh lebih cepat ketimbang skenario yang pertama.
Namun,ini bukan
merupakan kemenangan secara mutlak, karena besarnya performa yang dimiliki oleh
AMD memiliki kekurangan dalam fleksibilitas.
Intel memang
memiliki fleksibilitas yang cukup baik. Contohnya jika Anda sekarang membeli
processor Intel Pentium 4, Anda bisa menggunakan processor tersebut pada
motherboard yang menggunakan DDR400. Demikian juga untuk motherboard DDR2/800
bahkan untuk
motherboard DDR3, yang akan segera diluncurkan.
Hal tersebut
tidak terjadi jika Anda menggunakan processor AMD Athlon 64 ataupun 64 FX
karena controller-nya terikat pada satu teknologi memory saja. Sehingga Anda
harus menyesuaikan memory yang Anda gunakan sesuai dengan controller yang
terdapat secara terintegrasi di dalam processor.
Itulah salah
satu alasan kenapa sampai sekarang ini AMD masih mengadopsi teknologi memory
DDR 400. Karena selain ingin tetap memberikan fleksibilitas terhadap
konsumennya, AMD juga beranggapan kemampuan bandwith memory yang dihasilkan DDR
400 masih mampu menangani semua kebutuhan proses computing saat ini.
Meskipun semua
chipset mengacu pada memory controller, namun core logic chipset sendiri
memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Yaitu performa USB, harddisk, dan
seberapa cepat PCI dan VGA slot (AGP atau PCIe x16) dapat mentransfer data.
Perkembangan
Chipset Terakhir
Intel
Untuk Intel
sekarang ini telah meluncurkan motherboard dengan chipset 955X dan 945P yang
mendukung DDR2/667, dan secara tegas meninggalkan DDR400. Namun pada chipset
ini, hal yang paling diunggulkan adalah kemampuan chipset mendukung fitur
dual-core processor.
nVIDIA
Setelah
sebelumnya sempat berseberangan dengan Intel, kini chipset nVIDIA bisa
bersanding dengan processor Intel. Dengan mencoba mengeluarkan chipset
terbarunya yaitu nVIDIA nForce4 Intel Edition. Chipset serupa sebelumnya hadir
untuk basis Athlon 64. Pada chipset tersebut telah mendukung teknologi SLI dan
dilengkapi dengan SATA 3 GB juga Firewall. Namun sayangnya, belum ada kepastian
dari nVIDIA, mengenai dukungan chipset tersebut untuk dual-core processor.
VIA
Meski produsen
yang satu ini terbilang lambat mengembangkan teknologi ketimbang kedua produsen
yang telah kami sebutkan di atas, namun VIA telah mengeluarkan VIA PT984 Pro.
Keunikan chipset ini adalah dapat menjalankan video card PCI Express x16 juga
AGP 8x. Keduanya dapat berjalan secara simultan dan mendukung dual monitor.
Namun, hal tersebut berbeda dengan SLI. Karena pada konfigurasi SLI, mampu
membagi
bandwidth data
dari dua buah video card. Selain itu, VIA memberikan dua pilihan memory yaitu
DDR400 dan DDR2 667 sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya.
Setelah
sebelumnya kami berikan beberapa tip untuk memilih processor, maka kami akan
memberikan juga kepada Anda bagaimana memilih chipset yang tepat.
- Hal pertama
yang Anda harus perhatikan adalah jenis chipset yang digunakan. Jangan terkecoh
dengan nama-nama produk yang unik. Beberapa produsen sengaja menggunakan nama
yang unik untuk menarik pembeli. Namun tidak jarang hasil dan kinerja yang
dimilikinya kurang sesuai dengan namanya.
- Perhatikan kecepatan
interkoneksi antara chipset northbride dengan southbridge. Kecepatannya minimal
menggunakan 133 MB/s. Beberapa produk terbaru sudah bisa mencapai 2 GB/s. Mana
yang harus dibutuhkan, itu adalah sebuah pertanyaan yang sulit. Untuk kebutuhan
‘normal’ 800 MB/s hingga 1 GB/s terbilang cukup memadai. Anda juga butuh
pertimbangan untuk konfigurasi chipset jika ada 4 PCI Express X1 dalam sebuah
sourthbridge, Anda akan membutuhkan 1-2 GB/s koneksi untuk mendukung bandwidth
yang sesuai, namun jika hanya ada X1 jalur yang terhubung langsung ke
northbridge, maka interkoneksi tersebut belum Anda butuhkan.
- Perhatikan
chipset southbrigde, produsen motherboard dapat dengan mudah menukar chipset
tersebut dengan chipset yang lain. Dan jika hal tersebut terjadi, maka beberapa
fitur yang dimiliki akan lebih sedikit dan terbatas. Karenanya Anda harus
memperhatikan
dengan benar.
- Sama halnya
dengan memilih motherboard, untuk memilih chipset yang tepat Anda juga
membutuhkan second opinion untuk memberikan referensi yang tepat. Karenanya
Anda bisa mendapatkan dari beberapa review pada media tentang chipset tersebut
agar Anda tidak menyesal di kemudian hari.
Setelah semuanya
kami jelaskan, maka tinggal Anda yang menentukan pilihan dan selamat membangun
komputer baru. Semoga dengan panduan ini, Anda tidak terjebak dalam memilih.
TIPS PEMASANGAN
MOTHERBOARD
Memasang
motherboard bukanlah sesuatu yang sulit. Tidak diperlukan ijasah ataupun
kecerdasan jenius untuk dapat melakukannya. Melainkan hanya perlu membutuhkan ketelitian
dan kemauan. Untuk melakukan hal tersebut, akan kami berikan panduan untuk
Anda.
1. Perhatian
khusus untuk jumper.
Sampai sekarang
ini memang tidak ada standar layout untuk jumper pada motherboard. Hal ini
dikarenakan industri produsen motherboard, memiliki desain layout tersendiri.
Meskipun tidak mencolok antara masing-masing produsen. Namun, untuk Anda yang
baru kali pertama memasang motherboard, kami sarankan untuk membaca buku
manualnya. Karena tidak semua produk motherboard, memiliki penjelasan text yang
tertera jelas pada PCB motherboard. Jangan menebak-nebak untuk hal ini.
2. Teknologi
sekrup.
Cukup sulit
untuk menentukan kategori yang tepat untuk hal ini. Sebelum memasang
motherboard, kebanyakan casing dilengkapi sekrup yang cukup banyak. Optimalkan
penggunaannya. Usahakan semua titik lubang pengikat motherboard terpasang
sekrup. Dengan demikian, motherboard dapat terpasang dengan lekat di casing.
Namun tentunya jangan asal pasang. Sesuaikan panjang dan ukuran sekrup sesuai
dengan lubang yang digunakan.
3. Gunakan I/O
Shield.
Sebuah plat besi
yang berfungsi untuk menutup celah yang terdapat antara input/ouput konektor
dari motherboard. Dengan memasangkan plat besi tersebut, selain komputer akan
terlihat rapi, komputer juga akan lebih tertutup sehingga tidak dimasuki oleh
kotoran atau serangga. I/O Shield biasanya disediakan pada paket penjualan
sebuah motherboard. Bentuknya yang spesifik, disesuaikan dengan ketersedian I/O
pada produk motherboard yang bersangkutan. Sebaiknya jangan menggunakan I/O
shield untuk motherboard lain, karena dapat menghalangi I/O yang tersedia.
4. Pilih port
yang tepat.
Asumsi bahwa
dengan memasangkan SATA atau PATA drive ke dalam sembarang konektor akan
membuat sistem Anda bisa booting. Beberapa motherboard menyediakan RAID
controller untuk SATA/PATA. Untuk ini, membutuhkan driver yang biasanya
disertakan dalam sebuah disket. Anda harus menginstalnya terlebih dahulu baru
Windows XP Anda bisa booting. Anda juga harus melakukan setting-an terlebih
dahulu dari dalam BIOS dan mengalamatkan RAID untuk bisa digunakan pada
harddisk PATA.
5. Sesuaikan
RAM.
Sebelumnya
banyak orang yang mengatakan bahwa untuk menjalankan dual-channel, cukup dengan
cara memasang memory sesuai dengan warnanya. Jika Anda memasang memory pertama
pada slot berwarna biru, memory kedua pun harus demikian. Namun bagaimana jika
motherboard tersebut memiliki 4 slot memory dengan warna yang sama? Jawabannya
bisa Anda temukan pada buku manual motherboard tersebut. Jika Anda tidak
mendapatkan konfigurasi yang tepat untuk dual-channel memory tersebut,
kemungkinan besar sistem akan mengalami penurunan kinerja yang cukup
signifikan.
6. Gunakan power
konektor yang sesuai.
Pada motherboard
keluaran terbaru menggunakan konektor yang berbeda dengan yang terdahulu. Oleh
karena itu, pasang semua konektor power yang ada sesuai dengan yang terdapat di
motherboard, jangan pernah menggabungkan dua power ke dalam satu konektor,
karena bisa menyebabkan kerusakan yang fatal.
7. Pemasangan
processor.
Ini adalah
bagian yang tersulit dalam pemasangan motherboard. Karena jika Anda salah
memasangnya bukan tidak mungkin processor Anda akan rusak. Pada motherboard
lama, Anda membutuhkan alat bantu obeng untuk melepaskan pengait heatsink. Dan
tak sedikit yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Karenanya jika Anda
masih menggunakan motherboard dengan socket lama (Socket A, dan socket 478)
harus berhati-hati. Pada motherboard sekarang (socket 775, 754, dan 939) bisa
dibilang bisa langsung dipasang tanpa harus menggunakan alat bantu obeng.
Pengait heatsink jauh lebih mudah dioperasikan, dibanding processor jaman dulu.
Tips Memilih
Processor + Mainboard dan merakitnya
Bagaimana
Memilih Processor?
Meski di pasaran
ada banyak merk processor yang banyak beredar, namun kami mencoba menyempitkan
pilihannya dengan membaginya menjadi dua bagian. Hal ini berdasarkan
ketersediaan dan kebutuhan. Bagian yang pertama adalah processor Intel Pentium
4 family dan yang kedua AMD Athlon 64 Family.
Kedua merk
processor tersebut merupakan merk yang paling banyak dicari dan digunakan oleh
kebanyakan orang dan keduanya memiliki beberapa fitur yang cukup berbeda. Di
antaranya adalah Intel menggunakan long instruction pipelines yang didesain
menghasilkan skala kecepatan clock supertinggi. Sedangkan pada AMD sendiri
tidak menggunakan fitur tersebut, melainkan lebih menggunakan fitur shorter
Instruction pipelines yang menghasilkan efisiensi yang baik namun sayangnya
tidak bisa menghasilkan skala kecepatan yang tinggi. Untuk kalangan umum
pastinya kedua hal tersebut akan membingungkan, karenanya kami akan mencoba
menjelaskan bagaimana kelebihan dan kerurangan dari masing-masing merk
processor.
Intel Pentium 4
Family
Biasa disebut
Pentium 4. Meski dalam satu keluarga namun memiliki kecepatan yang
berbeda-beda. Demikian juga dengan socket yang digunakan. Versi terbanyak yang
digunakan Pentium 4 adalah menggunakan socket 478. Pada versi terbarunya telah
menggunakan socket LGA 775 untuk mendukung beberapa motherboard keluaran
terbaru.
Prescott
Merupakan
generasi pertama Pentium 4 yang memiliki 1 MB L2 cache dan memiliki kecepatan
3,8 GHz. Namun, pada processor ini memiliki kendala yang cukup signifikan,
yaitu memiliki panas yang cukup tinggi. Dan processor ini belum mendukung
operating system dan aplikasi 64-bit. Segi baiknya, processor ini memang
memiliki kinerja yang baik untuk menunjang kebutuhan multiaplikasi dan gaming.
Pentium 4
Extreme Edition
Merupakan
jajaran processor premium dari Intel, untuk CPU desktop PC. Yang terbaru juga
telah menggunakan socket LGA 775 dan berjalan di atas 3,46 GHz dengan fitur 512
K L2 cache ditambah dengan 2 MB L3 cache dan FSB sebesar 1066 MHz. Ia juga
tersedia dalam versi 64-bit CPU.
Pentium D
Keluarga CPU
Intel yang memiliki arsitektur dual-core. Beberapa seri yang sudah tersedia, di
antaranya Pentium D 840, 830, dan 820 yang memiliki clock dari 2,80 sampai 3,20
GHz dengan FSB 800 MHz. Dengan L2 cache yang dimilikinya 2x1 Mb. Dengan
dual-core, diharapkan mampu melakukan pemrosesan data dengan waktu yang lebih
singkat. Selain itu, processor ini telah dilengkapi dengan EMT64T (Extended
Memory 64 Technology) yang mendukung operating system dan aplikasi 64-bit.
Jika Anda
tertarik untuk membeli processor keluaran Intel, agaknya jajaran processor
Pentium D adalah pilihan ideal. Dual-core dan dukungan 64-bit menjadi alasan
utama. Karena ke depannya semua aplikasi dan operating system akan menggunakan
64-bit. Di samping harga jual processor ini terbilang cukup relevan, yaitu
sekitar US$279.
AMD Athlon 64
Family
AMD memiliki
tiga jenis processor dengan performa yang berbeda. Yaitu, Athlon 64 dan FX
Series, juga Sempron. Meski dari ketiganya memiliki basic teknologi yang sama,
namun beberapa fitur dan harga yang ditawarkan memiliki perbedaan yang cukup berarti.
Pada dasarnya,
processor AMD Athlon 64 mampu menghasilkan kecepatan yang tinggi terhadap
aplikasi yang menggunakan banyak floating point dan kebutuhan bandwidth yang
besar. Mengapa demikian?
AMD Athlon 64
Pada processor
ini memiliki dua versi. Versi yang pertama yang masih menggunakan memory
single-channel. Yaitu Athlon 64 yang menggunakan socket 75. Sedangkan yang
kedua menggunakan socket 939 dan sudah memiliki teknologi memory dual-channel.
Untuk harga, sudah barang tentu Athlon 64 754 memiliki harga yang lebih murah
dibanding 939. Keduanya memiliki L2 cache sebesar 1 MB, sedangkan untuk
kecepatan yang ditawarkan beragam, mulai dari 2,4 GHz sampai dengan 3,0 GHz.
Athlon 64 FX
Processor ini
merupakan processor yang paling tepat untuk menunjang para gamer, karena selain
dilengkapi dengan L2 cache sebesar 1 MB dengan kecepatan terendah yang
ditawarkan sebesar 2,6 GHz. Pada processor keluaran AMD baik Athlon 64 ataupun
Athlon 64 FX sudah mendukung aplikasi dan operating system 64-bit. Dan kini AMD
telah mengeluarkan processor dualcore, yaitu AMD Athlon 64 X2, masih
menggunakan socket 939.
Core Logic
Chipset
Seperti yang
telah kami sebutkan di awal, salah satu bagian untuk memilih motherboard selain
menentukan processor yang digunakan, core logic chipset juga bagian yang tidak
kalah penting untuk dipertimbangkan. Mengapa demikian?
Jika diumpamakan
sebuah motherboard adalah kota, maka core logic chipset merupakan pemerintah
local yang melakukan pengaturan alur informasi. Chipset memiliki tugas yang
amat vital. Ia akan memerintahkan apa yang harus dilakukan oleh port USB, juga
menentukan seberapa cepat system mengakses memory. Dengan demikian fungsi dari
core logic chipset sangatlah penting untuk menunjang kinerja komputer.
Sekarang ini,
beberapa motherboard menggunakan dua skenario yang cukup berbeda. Skenario
pertama adalah motherboard yang didesain untuk processor Intel Pentium 4. Masih
mengadopsi cara lama, yaitu menggunakan memory controller yang tertanam di
dalam chipset nortbridge.
Pada skenario
ini, chipset pada motherboard bertugas sekaligus sebagai memory controller yang
merupakan mesin pengontrol untuk mengatur semua kebutuhan yang ada. Memory
controller terletak di dalam chipset northbridge yang berada dengan jarak yang
relatif tidak terlalu jauh dari processor. Tujuannya untuk menghasilkan bus
bandwidth memory yang besar.
Skenario yang
kedua adalah motherboard untuk AMD Athlon 64, Athlon 64 FX dan Athlon 64 X2
yang memiliki perbedaan jauh dengan Intel. Pada motherboard AMD Athlon 64,
memory controller tidak lagi terdapat pada nortbridge chipset, melainkan
dipindahkan ke dalam processor.
Pada kondisi
ini, bus memory controller bisa sama cepat dengan kecepatan core processor.
Dengan demikian, menjadikan sebuah pasangan gigahertz yang cepat sehingga mampu
menghasilkan kinerja yang jauh lebih cepat ketimbang skenario yang pertama.
Namun,ini bukan
merupakan kemenangan secara mutlak, karena besarnya performa yang dimiliki oleh
AMD memiliki kekurangan dalam fleksibilitas.
Intel memang
memiliki fleksibilitas yang cukup baik. Contohnya jika Anda sekarang membeli
processor Intel Pentium 4, Anda bisa menggunakan processor tersebut pada
motherboard yang menggunakan DDR400. Demikian juga untuk motherboard DDR2/800
bahkan untuk
motherboard DDR3, yang akan segera diluncurkan.
Hal tersebut
tidak terjadi jika Anda menggunakan processor AMD Athlon 64 ataupun 64 FX
karena controller-nya terikat pada satu teknologi memory saja. Sehingga Anda
harus menyesuaikan memory yang Anda gunakan sesuai dengan controller yang
terdapat secara terintegrasi di dalam processor.
Itulah salah
satu alasan kenapa sampai sekarang ini AMD masih mengadopsi teknologi memory
DDR 400. Karena selain ingin tetap memberikan fleksibilitas terhadap
konsumennya, AMD juga beranggapan kemampuan bandwith memory yang dihasilkan DDR
400 masih mampu menangani semua kebutuhan proses computing saat ini.
Meskipun semua
chipset mengacu pada memory controller, namun core logic chipset sendiri
memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Yaitu performa USB, harddisk, dan
seberapa cepat PCI dan VGA slot (AGP atau PCIe x16) dapat mentransfer data.
Perkembangan
Chipset Terakhir
Intel
Untuk Intel
sekarang ini telah meluncurkan motherboard dengan chipset 955X dan 945P yang
mendukung DDR2/667, dan secara tegas meninggalkan DDR400. Namun pada chipset
ini, hal yang paling diunggulkan adalah kemampuan chipset mendukung fitur
dual-core processor.
nVIDIA
Setelah
sebelumnya sempat berseberangan dengan Intel, kini chipset nVIDIA bisa
bersanding dengan processor Intel. Dengan mencoba mengeluarkan chipset
terbarunya yaitu nVIDIA nForce4 Intel Edition. Chipset serupa sebelumnya hadir
untuk basis Athlon 64. Pada chipset tersebut telah mendukung teknologi SLI dan
dilengkapi dengan SATA 3 GB juga Firewall. Namun sayangnya, belum ada kepastian
dari nVIDIA, mengenai dukungan chipset tersebut untuk dual-core processor.
VIA
Meski produsen
yang satu ini terbilang lambat mengembangkan teknologi ketimbang kedua produsen
yang telah kami sebutkan di atas, namun VIA telah mengeluarkan VIA PT984 Pro.
Keunikan chipset ini adalah dapat menjalankan video card PCI Express x16 juga
AGP 8x. Keduanya dapat berjalan secara simultan dan mendukung dual monitor.
Namun, hal tersebut berbeda dengan SLI. Karena pada konfigurasi SLI, mampu
membagi
bandwidth data
dari dua buah video card. Selain itu, VIA memberikan dua pilihan memory yaitu
DDR400 dan DDR2 667 sehingga bisa menyesuaikan dengan kebutuhannya.
Setelah
sebelumnya kami berikan beberapa tip untuk memilih processor, maka kami akan
memberikan juga kepada Anda bagaimana memilih chipset yang tepat.
- Hal pertama
yang Anda harus perhatikan adalah jenis chipset yang digunakan. Jangan terkecoh
dengan nama-nama produk yang unik. Beberapa produsen sengaja menggunakan nama
yang unik untuk menarik pembeli. Namun tidak jarang hasil dan kinerja yang
dimilikinya kurang sesuai dengan namanya.
- Perhatikan
kecepatan interkoneksi antara chipset northbride dengan southbridge.
Kecepatannya minimal menggunakan 133 MB/s. Beberapa produk terbaru sudah bisa
mencapai 2 GB/s. Mana yang harus dibutuhkan, itu adalah sebuah pertanyaan yang
sulit. Untuk kebutuhan ‘normal’ 800 MB/s hingga 1 GB/s terbilang cukup memadai.
Anda juga butuh pertimbangan untuk konfigurasi chipset jika ada 4 PCI Express
X1 dalam sebuah sourthbridge, Anda akan membutuhkan 1-2 GB/s koneksi untuk
mendukung bandwidth yang sesuai, namun jika hanya ada X1 jalur yang terhubung
langsung ke northbridge, maka interkoneksi tersebut belum Anda butuhkan.
- Perhatikan
chipset southbrigde, produsen motherboard dapat dengan mudah menukar chipset
tersebut dengan chipset yang lain. Dan jika hal tersebut terjadi, maka beberapa
fitur yang dimiliki akan lebih sedikit dan terbatas. Karenanya Anda harus
memperhatikan
dengan benar.
- Sama halnya
dengan memilih motherboard, untuk memilih chipset yang tepat Anda juga
membutuhkan second opinion untuk memberikan referensi yang tepat. Karenanya
Anda bisa mendapatkan dari beberapa review pada media tentang chipset tersebut
agar Anda tidak menyesal di kemudian hari.
Setelah semuanya
kami jelaskan, maka tinggal Anda yang menentukan pilihan dan selamat membangun
komputer baru. Semoga dengan panduan ini, Anda tidak terjebak dalam memilih.
TIPS PEMASANGAN
MOTHERBOARD
Memasang
motherboard bukanlah sesuatu yang sulit. Tidak diperlukan ijasah ataupun
kecerdasan jenius untuk dapat melakukannya. Melainkan hanya perlu membutuhkan
ketelitian dan kemauan. Untuk melakukan hal tersebut, akan kami berikan panduan
untuk Anda.
1. Perhatian
khusus untuk jumper.
Sampai sekarang
ini memang tidak ada standar layout untuk jumper pada motherboard. Hal ini
dikarenakan industri produsen motherboard, memiliki desain layout tersendiri.
Meskipun tidak mencolok antara masing-masing produsen. Namun, untuk Anda yang
baru kali pertama memasang motherboard, kami sarankan untuk membaca buku
manualnya. Karena tidak semua produk motherboard, memiliki penjelasan text yang
tertera jelas pada PCB motherboard. Jangan menebak-nebak untuk hal ini.
2. Teknologi
sekrup.
Cukup sulit
untuk menentukan kategori yang tepat untuk hal ini. Sebelum memasang
motherboard, kebanyakan casing dilengkapi sekrup yang cukup banyak. Optimalkan
penggunaannya. Usahakan semua titik lubang pengikat motherboard terpasang
sekrup. Dengan demikian, motherboard dapat terpasang dengan lekat di casing.
Namun tentunya jangan asal pasang. Sesuaikan panjang dan ukuran sekrup sesuai
dengan lubang yang digunakan.
3. Gunakan I/O
Shield.
Sebuah plat besi
yang berfungsi untuk menutup celah yang terdapat antara input/ouput konektor
dari motherboard. Dengan memasangkan plat besi tersebut, selain komputer akan
terlihat rapi, komputer juga akan lebih tertutup sehingga tidak dimasuki oleh
kotoran atau serangga. I/O Shield biasanya disediakan pada paket penjualan
sebuah motherboard. Bentuknya yang spesifik, disesuaikan dengan ketersedian I/O
pada produk motherboard yang bersangkutan. Sebaiknya jangan menggunakan I/O
shield untuk motherboard lain, karena dapat menghalangi I/O yang tersedia.
4. Pilih port
yang tepat.
Asumsi bahwa
dengan memasangkan SATA atau PATA drive ke dalam sembarang konektor akan
membuat sistem Anda bisa booting. Beberapa motherboard menyediakan RAID
controller untuk SATA/PATA. Untuk ini, membutuhkan driver yang biasanya
disertakan dalam sebuah disket. Anda harus menginstalnya terlebih dahulu baru
Windows XP Anda bisa booting. Anda juga harus melakukan setting-an terlebih
dahulu dari dalam BIOS dan mengalamatkan RAID untuk bisa digunakan pada
harddisk PATA.
5. Sesuaikan
RAM.
Sebelumnya
banyak orang yang mengatakan bahwa untuk menjalankan dual-channel, cukup dengan
cara memasang memory sesuai dengan warnanya. Jika Anda memasang memory pertama
pada slot berwarna biru, memory kedua pun harus demikian. Namun bagaimana jika
motherboard tersebut memiliki 4 slot memory dengan warna yang sama? Jawabannya
bisa Anda temukan pada buku manual motherboard tersebut. Jika Anda tidak
mendapatkan konfigurasi yang tepat untuk dual-channel memory tersebut,
kemungkinan besar sistem akan mengalami penurunan kinerja yang cukup
signifikan.
6. Gunakan power
konektor yang sesuai.
Pada motherboard
keluaran terbaru menggunakan konektor yang berbeda dengan yang terdahulu. Oleh
karena itu, pasang semua konektor power yang ada sesuai dengan yang terdapat di
motherboard, jangan pernah menggabungkan dua power ke dalam satu konektor,
karena bisa menyebabkan kerusakan yang fatal.
7. Pemasangan
processor.
Ini adalah
bagian yang tersulit dalam pemasangan motherboard. Karena jika Anda salah
memasangnya bukan tidak mungkin processor Anda akan rusak. Pada motherboard
lama, Anda membutuhkan alat bantu obeng untuk melepaskan pengait heatsink. Dan
tak sedikit yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Karenanya jika Anda
masih menggunakan motherboard dengan socket lama (Socket A, dan socket 478)
harus berhati-hati. Pada motherboard sekarang (socket 775, 754, dan 939) bisa
dibilang bisa langsung dipasang tanpa harus menggunakan alat bantu obeng.
Pengait heatsink jauh lebih mudah dioperasikan, dibanding processor jaman dulu.
Referensi :
http://maskurblog.wordpress.com/2012/05/30/mengenal/processor