Hotel, Restoran & Kafe di Jakarta Serap Daging Sapi 50.000 Ton/Tahun

on Minggu, 21 April 2013



Jakarta - Pemerintah berencana untuk membuka lebar importasi daging sapi beku untuk kebutuhan hotel, restoran dan kafe (horeka) dalam rangka menekan harga daging.
Khususnya di Jakarta saja, setiap tahunnya sektor ini menyerap 50.000 ton daging sapi atau sekitar 10% dari total kebutuhan daging nasional sebanyak kurang lebih 500.000 ton/tahun.

Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya Sarman Simanjorang bersyukur atas kebijakan ini. "Sekarang begini, kalau ada upaya untuk menambah daging untuk horeka kami sangat harapkan. Sebab sektor ini kurang diperhatikan oleh pemerintah karena mereka lebih memperhatikan sektor industri," ungkap Sarman saat dihubungi detikFinance, Minggu (21/04/2013). 

Ia menambahkan sektor horeka di Jakarta mempunyai jenis dan subsektor yang jumlahnya cukup banyak. Hal ini jelas dibutuhkan perhatian pemerintah untuk memberikan daging khusus untuk horeka. 

"Kami sangat berharap ada satu komitmen agar horeka ini mempunyai kepastian dalam usaha. Karena horeka ini sektor usaha banyak sekali terutama di Jakarta," tambahnya.

Ia mencontohkan di Jakarta saja ada 17.500 unit horeka yang membutuhkan daging sapi per tahunnya mencapai 50.000 ton. Di tahun 2012, Pemerintah hanya mengalokasikan 34.000 ton daging sapi beku impor untuk total nasional.

"Kalau dari perhitungan kita ada 17.500 unit horeka termasuk di dalamnya warung padang. Kebutuhan daging per tahun mencapai 50.000 ton sedangkan di tahun 2012 saja pemerintah hanya mengalokasikan 42.000 ton yang bisa dipenuhi. Sebelumnya 34.000 dan ditambah 8.500 ton. Tahun 2013 sendiri kita hanya diberi 32.000 ton itu sangat kekurangan. Sehingga banyak juga daging-daging yang masuk kebanyakan yang ilegal," jelasnya.

Sehingga dari kekurangan kuota daging ini, akhirnya banyak horeka menyerap daging yang dijual di pasar becek (pasar tradisional) untuk masyarakat umum. Hal ini lah yang diyakini pemerintah menjadi penyebab harga daging di dalam negeri tetap bertahan tinggi.

"Mau tidak mau kalau memang terpaksa karena daging impor yang seharusnya mereka dapatkan jadinya tidak dapat ya mereka beli di pasar," cetusnya.

Sumber :

0 komentar:

Posting Komentar

Followers